Friday 20 September 2013

Pasien Safety

Penyerahan SK kepada Ketua Komite Hospital Safety
18 September 2013 pada pelatihan pendampingan Pasien safety

Patient Safety atau keselamatan pasien adalah suatu system yang membuat asuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih aman.
Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.

A. TUJUAN PATIENT SAFETY

Tujuan “Patient safety” adalah

1.       Terciptanya budaya keselamatan pasien di RS
2.       Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit thdp pasien dan masyarakat;
3.       Menurunnya KTD di RS
4.       Terlaksananya program program pencegahan shg tidak terjadi pengulangan KTD

B. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN PATIENT SAFETY

Pelaksanaan “Patient safety” meliputi :

Sembilan solusi keselamatan Pasien di RS (WHO Collaborating Centre for Patient  Safety, 2 May 2007), yaitu:

1.       Perhatikan nama obat, rupa dan ucapan mirip (Look-Alike, Sound-Alike medication names)
2.       Pastikan identifikasi pasien
3.       Komunikasi secara benar saat serah terima pasien
4.       Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar
5.       Kendalikan cairan elektrolit pekat
6.       Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan
7.       Hindari salah kateter dan salah sambung slang
8.       Gunakan alat injeksi sekali pakai
9.        Tingkatkan kebersihan tangan untuk pencegahan infeksi nosokomial.

Tujuh langkah menuju keselamatan pasien RS (berdasarkan KKP-RS No.001-VIII-2005) sebagai panduan bagi staf Rumah Sakit

1.     Bangun kesadaran akan nilai keselamatan Pasien, “ciptakan kepemimpinan & budaya yang terbuka dan adil”


Bagi Rumah sakit:
·   Kebijakan: tindakan staf segera setelah insiden, langkah kumpul fakta,   dukungan kepada staf, pasien, keluarga
·   Kebijakan: peran & akuntabilitas individual pada insiden
·   Tumbuhkan budaya pelaporan & belajar dari insiden
·   Lakukan asesmen dg menggunakan survei penilaian KP
Bagi Tim:
·   Anggota mampu berbicara, peduli & berani lapor bila ada insiden
·   Laporan terbuka & terjadi proses pembelajaran serta pelaksanaan tindakan/solusi yg tepat


2.     Pimpin dan dukung staf anda, “bangunlah komitmen &focus yang kuat & jelas tentang KP di RS anda”


Bagi Rumah Sakit:
·   Ada anggota Direksi yg bertanggung jawab atas KP
·   Di bagian-2 ada orang yg dpt menjadi “Penggerak” (champion) KP
·   Prioritaskan KP dlm agenda rapat Direksi/Manajemen
·   Masukkan KP dlm semua program latihan staf
Bagi Tim:
·   Ada “penggerak” dlm tim utk memimpin Gerakan KP
·   Jelaskan relevansi & pentingnya, serta manfaat gerakan KP
·   Tumbuhkan sikap ksatria yg menghargai pelaporan insiden

3.     Integrasikan aktivitas pengelolaan risiko, “kembangkan sistem & proses pengelolaan risiko, serta lakukan identifikasi & asesmen hal yg potensial brmasalah


Bagi Rumah Sakit:
·   Struktur & proses mjmn risiko klinis & non klinis, mencakup KP
·   Kembangkan indikator kinerja bagi sistem pengelolaan risiko
·   Gunakan informasi dr sistem pelaporan insiden & asesmen risiko & tingkatkan kepedulian thdp pasien
Bagi Tim:
·   Diskusi isu KP dlm forum2, utk umpan balik kpd mjmn terkait
·   Penilaian risiko pd individu pasien
·   Proses asesmen risiko teratur, tentukan akseptabilitas tiap risiko, & langkah memperkecil risiko tsb


4.     Kembangkan sistem pelaporan, “pastikan staf Anda agar dg mudah dpt melaporkan kejadian/insiden serta RS mengatur pelaporan kpd KKP-RS”


Bagi Rumah sakit:
·   Lengkapi rencana implementasi sistem pelaporan insiden, ke dlm maupun ke luar yg hrs dilaporkan ke KKPRS – PERSI
Bagi Tim:
·   Dorong anggota utk melaporkan setiap insiden & insiden yg telah dicegah tetapi tetap terjadi juga, sbg bahan pelajaran yg penting


5.       Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien, “kembangkan cara-cara komunikasi yg terbuka  dg pasien”


Bagi Rumah Sakit
·   ‏Kebijakan : komunikasi terbuka ttg insiden dg pasien & keluarga
·   Pasien & keluarga mendpt informasi bila terjadi insiden
·   Dukungan,pelatihan & dorongan semangat kpd staf agar selalu terbuka kpd pasien & kel. (dlm seluruh proses asuhan pasien
Bagi Tim:
·   Hargai & dukung keterlibatan pasien & kel. bila tlh terjadi insiden
·   Prioritaskan pemberitahuan kpd pasien & kel. bila terjadi insiden
·   Segera stlh kejadian, tunjukkan empati kpd pasien & kel.


6.      Belajar dan berbagi pengalaman tentang Keselamatan pasien, “dorong staf anda utk melakukan analisis akar masalah utk belajar bagaimana & mengapa kejadian itu timbul”


Bagi Rumah Sakit:
·   Staf terlatih mengkaji insiden scr tepat, mengidentifikasi sebab
·   Kebijakan: kriteria pelaksanaan Analisis Akar Masalah (Root Cause Analysis/RCA) atau Failure Modes & Effects Analysis (FMEA) atau metoda analisis lain, mencakup semua insiden & minimum 1 x per tahun utk proses risiko tinggi
Bagi Tim:
·   Diskusikan dlm tim pengalaman dari hasil analisis insiden
·   Identifikasi bgn lain yg mungkin terkena dampak & bagi pengalaman tersebut


7.     Cegah cedera melalui implementasi system Keselamatan pasien, “Gunakan informasi yg ada ttg kejadian/masalah utk melakukan perubahan pd sistem pelayanan”


Bagi Rumah Sakit:
·   Tentukan solusi dg informasi dr sistem pelaporan, asesmen risiko, kajian insiden, audit serta analisis
·   Solusi mencakup penjabaran ulang sistem, penyesuaian pelatihan staf & kegiatan klinis, penggunaan instrumen yg menjamin KP
·   Asesmen risiko utk setiap perubahan
·   Sosialisasikan solusi yg dikembangkan oleh KKPRS-PERSI
·   Umpan balik kpd staf ttg setiap tindakan yg diambil atas insiden
Bagi Tim:
·   Kembangkan asuhan pasien menjadi lebih baik & lebih aman
·   Telaah perubahan yg dibuat tim & pastikan pelaksanaannya
·   Umpan balik atas setiap tindak lanjut ttg insiden yg dilaporkan


< sumber : KKPRS- PERSI >